Sabtu, 03 Mei 2014

tugas makalah ilma yurita




HUTAN RAWA GAMBUT

1.      Populasi
a.      pengetian populasi 
Populasi adalah sekelompok mahkluk hidup dengan spesies yang sama, yang hidup di suatu wilayah yang sama dalam kurun waktu yang sama pula. Misalnya semua rusa di Isle Royale membentuk suatu populasi, begitu juga dengan pohon-pohon cemara.Ahli ekologi memastikan dan menganalisa jumlah dan pertumbuhan dari populasi serta hubungan antara masing-masing spesies dan kondisi-kondisi lingkungan.
b.      Faktor yang menentukan populasi
Jumlah dari suatu populasi tergantung pada pengaruh dua kekuatan dasar.Pertama adalah jumlah yang sesuai bagi populasi untuk hidup dengan kondisi yang ideal.Kedua adalah gabungan berbagai efek kondisi faktor lingkungan yang kurang ideal yang membatasi pertumbuhan.Faktor-faktor yang membatasi diantaranya ketersediaan jumlah makanan yang rendah, pemangsa, persaingan dengan mahkluk hidup sesama spesies atau spesies lainnya, iklim dan penyakit.
Jumlah terbesar dari populasi tertentu yang dapat didukung oleh lingkungan tertentu disebut dengan kapasitas beban lingkungan untuk spesies tersebut.Populasi yang normal biasanya lebih kecil dari kapasitas beban lingkungan bagi mereka disebabkan oleh efek cuaca yang buruk, musim mengasuh bayi yang kurang bagus, perburuan oleh predator, dan faktor-faktor lainnya.
Jumlah dari suatu populasi tergantung pada pengaruh dua kekuatan dasar.Pertama adalah jumlah yang sesuai bagi populasi untuk hidup dengan kondisi yang ideal.Kedua adalah gabungan berbagai efek kondisi faktor lingkungan yang kurang ideal yang membatasi pertumbuhan.Faktor-faktor yang membatasi diantaranya ketersediaan jumlah makanan yang rendah, pemangsa, persaingan dengan mahkluk hidup sesama spesies atau spesies lainnya, iklim dan penyakit.Jumlah terbesar dari populasi tertentu yang dapat didukung oleh lingkungan tertentu disebut dengan kapasitas beban lingkungan untuk spesies tersebut.Populasi yang normal biasanya lebih kecil dari kapasitas beban lingkungan bagi mereka disebabkan oleh efek cuaca yang buruk, musim mengasuh bayi yang kurang bagus, perburuan oleh predator, dan faktor-faktor lainnya.

c.       Faktor-faktor yang merubah populasi
Tingkat populasi dari spesies bisa banyak berubah sepanjang waktu.Kadangkala perubahan ini disebabkan oleh peristiwa-peristiwa alam.Misalnya perubahan curah hujan bisa menyebabkan beberapa populasi meningkat sementara populasi lainnya terjadi penurunan.Atau munculnya penyakit-penyakit baru secara tajam dapat menurunkan populasi suatu spesies tanaman atau hewan.Sebagai contoh peralatan berat dan mobil menghasilkan gas asam yang dilepas ke dalam atmosfer, yang bercampur dengan awan Dan turun ke bumi sebagai hujan asam.Di beberapa wilayah yang menerima hujan asam dalam jumlah besar populasi ikan menurun secara tajam.
2.      Komunitas
2.1  pengertian komunitas
1.    Sebuah komunitas adalah kumpulan populasi tumbuhan dan tanaman yang hidup secara bersama di dalam suatu lingkungan. Serigala, rusa, berang-berang, pohon cemara dan pohon birch adalah beberapa populasi yang membentuk komunitas hutan di Isle Royale. Ahli ekologi mempelajari peranan masing-masing spesies yang berbeda di dalam komunitas mereka. Mereka juga mempelajari tipe komunitas lain dan bagaimana mereka berubah. Beberapa komunitas seperti hutan yang terisolasi atau padang rumput dapat diidentifikasi secara mudah, sementara yang lainnya sangat sulit untuk dipastikan.
2.    Sebuah komunitas tumbuh-tumbuhan dan binatang yang mencakup wilayah yang sangat luas disebut biome. Batas-batas biome yang berbeda pada umumnya ditentukan oleh iklim. Biome yang utama termasuk diantaranya padang pasir, hutan, tundra, dan beberapa tipe biome air.
3.    Peran suatu spesies di dalam komunitasnya disebut peran ekologi (niche). Sebuah peran ekologi terdiri dari cara-cara sebuah spesies berinteraksi di dalam lingkungannya, termasuk diantaranya faktor-faktor tertentu seperti apa yang dimakan atau apa yang digunakan untuk energi, predator yang memangsa, jumlah panas, cahaya atau kelembaban udara yang dibutuhkan, dan kondisi dimana dapat direproduksi.
4.    Ahli ekologi memiliki catatan yang panjang tentang beberapa spesies yang menempati peran ekologi tinggi tertentu dalam komunitas tertentu.Berbagai penjelasan banyak yang diusulkan untuk hal ini. Beberapa ahli ekologi merasa bahwa hal ini disebabkan karena kompetisi jika dua spesies mencoba untuk mengisi peran ekologi "niche" yang sama, selanjutnya kompetisi untuk membatasi berbagai sumber daya akan menekan salah satu spesies keluar. Ahli lainnya berpendapat bahwa sebuah spesies yang menempati peran ekology yang tinggi, melakukannya karena tuntutan fisik yang keras tentang peran tertentu tersebut di dalam komunitas. Dengan kata lain hanya satu spesies yang menempati peran ekologi "niche" bukan karena memenangkan kompetisi dengan spesies lainnya, tetapi karena hanya satu-satunya anggota komunitas yang memiliki kemampuan fisik memainkan peran tersebut.
5.    Perubahan komunitas yang terjadi disebut suksesi ekologi. Proses yang terjadi berupa urutan-urutan yang lambat, pada umumnya perubahannya dapat diramalkan yakni dalam hal jumlah dan jenis mahkluk organisme yang ada di suatu tempat . Perbedaan intensitas sinar matahari, perlindungan dari angin, dan perubahan tanah dapat merubah jenis-jenis organisme yang hidup di suatu wilayah.
6.    Perubahan-perubahan ini dapat juga merubah populasi yang membentuk komunitas. Selanjutnya karena jumlah dan jenis spesies berubah, maka karakteristik fisik dan kimia dari wilayah mengalami perubahan lebih lanjut. Wilayah tersebut bisa mencapai kondisi yang relatip stabil atau disebut komunitas klimaks, yang bisa berakhir hingga ratusan bahkan ribuan tahun

Para ahli ekologi membedakan dua tipe suksesi yakni primer dan sekunder.Di dalam suksesi primer organisme mulai menempati wilayah baru yang belum ada kehidupan seperti sebuah pulau baru yang terbentuk karena letusan gunung berapi. Sebagai contoh anak krakatau yang terbentuk sejak 1928 dari kondisi steril, kini telah dihuni oleh puluhan spesies.
Suksesi sekunder terjadi setelah komunitas yang ada menderita gangguan yang besar sebagai contoh sebuah komunitas klimaks (stabil) hancur karena terjadinya kebakaran hutan. Komunitas padang rumput dan bunga liar akan tumbuh pertama kali. Selanjutnya diikuti oleh tumbuhan semak-semak. Terakhir pohon-pohonan baru muncul kembali dan wilayah tersebut akan kembali menjadi hutan hingga gangguan muncul kembali. Dengan demikian kekuatan-kekuatan alam yang terakhir menyebabkan terjadinya komunitas klimaks (stabil).Sebagai tambahan para ahli ekologi memandang kebakaran dan gangguan alam besar lainnya sebagai hal yang dapat diterima dan tetap diharapkan.
Aliran Energi
Para ahli ekologi mengkategorikan elemen-elemen yang membentuk atau yang memberi efek pada sebuah ekosistem menjadi 6 bagian utama berdasarkan para aliran energi dan nutrien yang mengalir pada sistem:
1.      Matahari
2.      Bahan-bahan anorganik
3.       Produsen
4.       Konsumen Pertama
5.       Konsumen Kedua
6.       Pengurai

Sebuah ekosistem yang sederhana dapat digambarkan seperti berikut.Matahari menyediakan energi yang hampir dibutuhkan semua produsen untuk membuat makanan. Produsen terdiri dari tanaman-tanaman hijau seperti rumput dan pohon yang membuat makanan melalui proses fotosintesis. Tanaman juga membutuhkan bahan-bahan abiotik seperti air dan pospor untuk tumbuh.Yang termasuk konsumen pertama diantaranya tikus, kelinci, belalang dan binatang pemakan tumbuhan lainnya.Ular, macan dan konsumen kedua lainnya atau yang biasa disebut dengan predator adalah pemakan binatang.Pengurai seperti jamur dan bakteri, menghancurkan tanaman dan binatang yang telah mati menjadi nutrien-nutrien sederhana.Nutrien-nutrien tersebut kembali ke dalam tanah dan digunakan kembali oleh tanaman-tanaman.
Tingkatan-tingkatan energi yang berkesinambungan yang berlangsung dalam bentuk makanan ini disebut rantai makanan.Di dalam sebuah rantai makanan yang sederhana rumput adalah produsen, konsumen pertama seperti kelinci memakan rumput.Kelinci selanjutnya dimakan oleh konsumen kedua misalnya ular atau macan. Bakteri pengurai menghancurkan sisa-sisa rumput yang mati, kelinci, ular, dan macan yang tidak termakan, sama halnya seperti menghancurkan kotoran binatang.
Sebagian besar ekosistem memiliki suatu variasi produsen, konsumen dan pengurai yang membentuk sebuah rantai makanan yang saling tumpang tindih yang dinamakan jaringan makanan.Jaringan-jaringan makanan terutama sekali terdapat di ekosistem wilayah tropis dan ekosistem lautan.
Beberapa spesies makan banyak jenis makanan tetapi ada juga yang membutuhkan makanan yang khusus.Konsumen pertama seperti koala dan panda terutama makan satu jenis tanaman.Makanan utama koala adalah eucalyptus dan makanan utama panda adalah bambu.Jika tanaman-tanaman ini mati maka kedua binatang tersebut juga ikut mati.
Energi yang berpindah melalui sebuah ekosistem berada dalam sebuah urutan transformasi.Pertama produsen merubah sinar matahari menjadi energi kimia yang disimpan di dalam protoplasma (sel-sel tumbuhan) di dalam tanaman.Selanjutnya konsumen pertama memakan tanaman, merubah energi menjadi bentuk energi kimia yang berbeda yang disimpan di dalam sel-sel tubuh.Energi ini berubah kembali ketika konsumen kedua makan konsumen pertama.
Sebagian besar organisme memiliki efisiensi ekologi yang rendah.Ini berarti mereka hanya dapat merubah sedikit bagian dari energi yang tersedia bagi mereka untuk disimpan menjadi energi kimia. Contohnya tanaman-tanaman hijau hanya dapat merubah sekitar 0,1 hingga 1 % tenaga matahari yang mencapainya ke dalam protoplasma. Sebagian besar energi yang tertangkap di bakar untuk pertumbuhan tanaman dan lepas ke dalam lingkungan sebagai panas. Begitu juga herbivora atau binatang pemakan tumbuhan dan karnivora binatang pemakan daging merubah energi ke dalam sel-sel tubuh hanya sekitar 10 hingga 20 % dari energi yang dihasilkan oleh makanan yang mereka makan.

Karena begitu banyaknya energi yang lepas sebagai panas pada setiap langkah dari rantai makanan, semua ekosistem mengembangkan sebuah piramida energi.Tanaman sebagai produsen menempati bagian dasar piramid, herbivora (konsumen pertama) membentuk bagian berikutnya, dan karnivora (komsumen kedua) membentuk puncak piramida.Piramid tersebut mencerminkan kenyataan bahwa banyak energi yang melewati tanaman dibandingkan dengan herbivora, dan lebih banyak yang melalui herbivora dibandingkan dengan karnivora.
Di dalam ekosistem-ekosistem daratan piramida energi tersebut menghasilkan sebuah piramida biomasa (berat). Ini berarti bahwa berat total dari tanaman-tanaman adalah lebih besar dibandingkan dengan berat total herbivora yang melampaui berat total karnivora. Tetapi di dalam lautan biomasa (berat) tanaman-tanaman dan binatang-binatang adalah sama.
Ahli-ahli ekologi mengumpulkan informasi pada sebuah piramida biomasa pada Isle Royale.Mereka meneliti hubungan piramida diantara tanaman, rusa dan serigala.Dalam sebuah penelitian mereka menemukan bahwa diperlukan tanaman seberat 346 kg untuk makanan rusa seberat 27 kg. Rusa seberat inilah yang diperlukan untuk makanan serigala seberat 0,45 kg.
Perputaran material-material
Semua benda hidup terdiri dari unsur-unsur kimia tertentu dan senyawa-senyawa kimia.Diantaranya adalah air, karbon, hidrogen, nitrogen, oksigen, fospor dan sulfur.Semua material-material ini berputar melalui ekosistem secara terus menerus.Perputaran fospor misalnya, semua organisme membutuhkan fospor.Tanaman mengambil senyawa fospor dari dalam tanah dan binatang memperoleh fospor dari tanaman dan binatang lainya yang dimakan.Pengurai mengembalikan fospor ke dalam tanah setelah tanaman dan binatang mati.
Di alam ekosistem-ekosistem yang tidak terganggu jumlah fosfor adalah tetap, tetapi ketika sebuah ekosistem terganggu terutama oleh aktifitas manusia, fospor seringkali bocor keluar. Hal ini akan mengurangi kemampuan ekosistem untuk mendukung kehidupan tanaman. Salah satu contoh adalah ketika manusia merubah hutan menjadi lahan pertanian.Dengan tidak adanya hutan yang melindungi maka fospor hanyut bersama tanah dan tersapu ke dalam sungai atau danau.Hal ini sangat mengganggu pertumbuhan algae.Pada akhirnya fospor terjebak di dalam endapan lumpur di dasar danau atau lautan. Karena kehilangan fospor maka petani harus membeli pupuk yang mahal untuk mengembalikan unsur fospor tersebut kedalam tanah

Perubahan ekosistem muncul setiap hari, secara musiman dan ketika terjadi suksesi (peralihan) ekologi sepanjang masa.Kadangkala perubahan terjadi secara berulang-ulang dan secara mendadak, seperti ketika terjadi kebakaran hutan atau ombak tsunami yang menyapu pantai.Perubahan yang paling terjadi dari hari ke hari terutama pada lingkaran nutrien, yang tidak kelihatan sekali, ekosistem-ekosistem kelihatannya cenderung stabil.Kestabilan yang nyata diantara tanaman dan binatang dan lingkungannya disebut keseimbangan alam.
Mempelajari ekologi sangat penting, karena masa depan kita sangat tergantung pada hubungan ekologi di seluruh dunia. Meskipun perubahan terjadi di tempat lain di bumi ini, namun akibatnya akan kita rasakan pada lingkungan di sekitar kita.

3.      Ekosistem 

Pengertian ekosistem adalah hubungan timbal balik antara unsur-unsur hayati dengan nonhayati yang membentuk sistem ekolog.Ekosistem merupakan suatu interaksi yang kompleks dan memiliki penyusun yang beragam.Di bumi ada bermacam-macam ekosistem.
I.SusunanEkosistem
Suatu ekosistem berdasarkan susunan dan fungsinya tersusu dari beberapa komponen sebagaiberikut:

a.Komponenautotrof
autotrof berasal dari kata Auto yang berarti sendiri,   dan trophikos yang berarti “menyediakan     makan”
pengertian dari Autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia. Komponen autotrof berfungsi sebagai produsen, contohnya tumbuh-tumbuhan       hijau.

b.Komponen   heterotrof
Heterotrof berasal dari kata “Heteros” yang berarti  berbeda, dan trophikos yang berarti    makanan).
Pengertian dari Heterotrof merupakan organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh organisme lain. Yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.

c.Bahantakhidup(abiotik)
Bahan tak hidup yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri dari tanah, air, udara, sinar matahari. Bahan tak hidup merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup.

d.Pengurai(dekomposer)
Pengertian dari Pengurai adalah organisme heterotrof yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati (bahan organik kompleks). Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen.Termasuk pengurai ini adalah bakteri dan jamur.

II.Macam-macam(Ekosistem)
Secara garis besar ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan. Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air Laut.

a.Ekosistemdarat
Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma, yaitu sebagai berikut.

1.Biomagurun
Beberapa Bioma gurun terdapat di daerah tropika (sepanjang garis balik) yang berbatasandenganpadangrumput.
Ciri-ciri bioma gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun). Suhu slang hari tinggi (bisa mendapai 45°C) sehingga penguapan juga tinggi, sedangkan malam hari suhu sangat rendah (bisa mencapai 0°C). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar.Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil.Selain itu, di gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, ular, kadal, katak, dan kalajengking.
2.Biomapadangrumput
Bioma ini terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik. Ciri-cirinya adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun dan hujan turun tidak teratur.Porositas (peresapan air) tinggi dan drainase (aliran air) cepat.Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular
3.BiomaHutanBasah
Bioma Hutan Basah terdapat di daerah tropika dan subtropik.
Ciri-cirinya adalah, curah hujan 200-225 cm per tahun.Species pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya.Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinngi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi).Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro (iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme).Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari.Variasi suhu dan kelembapan tinggi/besar; suhu sepanjang hari sekitar 25°C.Dalam hutan basah tropika sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan), kaktus, dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.
4.Biomahutangugur
Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang,
Ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Terdapat di daerah yang mengalami empat musim (dingin, semi, panas, dan gugur). Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakoon (sebangsa luwak).
5.Biomataiga
Bioma taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik. Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dap sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali.Hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.
6.Biomatundra
Bioma tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin. Hewan yang hidup di daerah ini ada yang menetap dan ada yang datang pada musim panas, semuanya berdarah panas.Hewan yang menetap memiliki rambut atau bulu yang tebal, contohnya muscox, rusa kutub, beruang kutub, dan insekta terutama nyamuk dan lalat hitam.
b.EkosistemAirTawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji.Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar.Organisme yang hidup di air tawar pada umumnyatelahberadaptasi.
Adaptasi organisme air  tawar adalah sebagaiberikut:
Adaptasi          tumbuhan
Tumbuhan yang hidup di air tawar biasanya bersel satu dan dinding selnya kuat seperti beberapa alga biru dan alga hijau. Air masuk ke dalam sel hingga maksimum dan akan berhenti sendiri. Tumbuhan tingkat tinggi, seperti teratai (Nymphaea gigantea), mempunyai akar jangkar (akar sulur). Hewan dan tumbuhan rendah yang hidup di habitat air, tekanan osmosisnya sama dengan tekanan osmosis lingkungan atau isotonis.
Adaptasihewan
Ekosistem air tawar dihuni oleh nekton.Nekton merupakan hewan yang bergerak aktif dengan menggunakan otot yang kuat.Hewan tingkat tinggi yang hidup di ekosistem air tawar, misalnya ikan, dalam mengatasi perbedaan tekanan osmosis melakukan osmoregulasi untuk memelihara keseimbangan air dalam tubuhnya melalui sistem ekskresi, insang, dan pencernaan.
Habitat air tawar merupakan perantara habitat laut dan habitat darat.Penggolongan organisme dalam air dapat berdasarkan aliran energi dan kebiasaan hidup.

B. kesimpulan
Populasi adalah sekelompok mahkluk hidup dengan spesies yang sama, yang hidup di suatu wilayah yang sama dalam kurun waktu yang sama pula. Misalnya semua rusa di Isle Royale membentuk suatu populasi, begitu juga dengan pohon-pohon cemara.Ahli ekologi memastikan dan menganalisa jumlah dan pertumbuhan dari populasi serta hubungan antara masing-masing spesies dan kondisi-kondisi lingkungan.
komunitas adalah kumpulan populasi tumbuhan dan tanaman yang hidup secara bersama di dalam suatu lingkungan. Serigala, rusa, berang-berang, pohon cemara dan pohon birch adalah beberapa populasi yang membentuk komunitas hutan di Isle Royale.
ekosistem adalah hubungan timbal balik antara unsur-unsur hayati dengan nonhayati yang membentuk sistem ekolog. Ekosistem merupakan suatu interaksi yang kompleks dan memiliki penyusun yang beragam.Di bumi ada bermacam-macam ekosistem.


KLIMATOLOGIS
Klimatologi merupakan ilmu tentang atmosfer. Mirip dengan meteorologi, tapi berbeda dalam kajiannya, meteorologi lebih mengkaji proses di atmosfer sedangkan klimatologi pada hasil akhir dari proses2 atmosfer.
Klimatologi berasal dari bahasa Yunani Klima dan Logos yang masing2 berarti kemiringan (slope) yg di arahkan ke Lintang tempat sedangkan Logos sendiri berarti Ilmu. Jadi definisi Klimatologi adalah ilmu yang mencari gambaran dan penjelasan sifat iklim, mengapa iklim di berbagai tempat di bumi berbeda , dan bagaimana kaitan antara iklim dan dengan aktivitas manusia. Karena klimatologi memerlukan interpretasi dari data2 yang banyak dehingga memerlukan statistik dalam pengerjaannya, orang2 sering juga mengatakan klimatologi sebagai meteorologi statististik.
Klimatologi adalah ilmu yang mencari gambaran dan penjelasan sifat iklim. Iklim merupakan salah satu faktor pembatas dalam proses pertumbuhan dan produksi tanaman. Jenis-jenis dan sifat-sifat  iklim bisa menentukkan jenis-jenis tanaman yang tumbuh pada suatu daerah serta produksinya. Oleh karena itu kajian klimatologi dalam bidang pertanian sangat diperlukan.Seiring dengan semakin berkembangnya isu pemanasan global dan akibatnya pada perubahan iklim, membuat sektor pertanian begitu terpukul. Tidak teraturnya perilaku iklim dan perubahan awal musim dan akhir musim seperti musim kemarau dan musim hujan membuat para petani begitu susah untuk merencanakan masa tanam dan masa panen. Untuk daerah tropis seperti indonesia, hujan merupakan faktor pembatas penting dalam pertumbuhan dan produksi tanaman pertanian
Iklim merupakan salah satu faktor pembatas dalam proses pertumbuhan dan produksi tanaman. Jenis2 dan sifat2 iklim bisa menentukkan jenis2 tanaman yg tumbuh pada suatu daerah serta produksinya.Oleh karena itu kajian klimatologi dalam bidang pertanian sangat diperlukan.Seiring dengan dengan semakin berkembangnya isu pemanasan global dan akibatnya pada perubahan iklim, membuat sektor pertanian begitu terpukul. Tidak teraturnya perilaku iklim dan perubahan awal musim dan akhir musim seperti musim kemarau dan musim hujan membuat para petani begitu susah untuk merencanakan masa tanam dan masa panen. Untuk daerah tropis seperti indonesia, hujan merupakan faktor pembatas penting dalam pertumbuhan dan produksi tanaman pertanian. Selain hujan, unsur iklim lain yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah suhu, angin, kelembaban dan sinar matahari.
            Unsur iklim yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah suhu, sinar matahari, kelembapan, angin, dan curah hujan.
EDAPHIS
daphis atau tanah merupakan suatusistem terpaduunsur-unsur yang saling berkaitan satu dengan yang lain, yaitu mineral anorganik, mineral organik, dan organisme tanah, udara tanah dan tanah air. Unsur iklim mikro tanah yang memegang peranan dalam menentukan produksi tanaman seperti tanah, sinar matahari, suhu udara, curah hujan dan tinggi tempat. Udara tanah memiliki komposisi yang sama dengan udara diatas permukaan tanah. Tekstur tanah berperan dalam menentukan daya ikat air dan percepatan infiltrasinya. Sementara aerasi tanah, pergerakan air tanah, dan penetrasi akar tanaman ditentukan oleh tekstur tanah.   Contonya pada hutan rawa gambut.
Hutan rawa gambut merupakan kombinasi tipe hutan formasi klimatis (climatic formation) dengan tipe hutan formasi edaphis (edaphic formation). Faktor iklim yang mempengaruhi pembentukan vegetasi adalah temperatur, kelembaban, intensitas cahaya dan angin.
Setiap tanah biasanya memiliki tiga atau empat lapisan yang berbeda. Lapisan umumnya dibedakan pada keadaan fisik yang terlihat dan warna serta tekstur adalah yang utama, hal ini membawa klasifikasi lebih lanjut dalam hal tekstur tanah yang dipengaruhi ukuran partikel, seperti apakah partikel tanah itu lebih berpasir atau liat dari pada lapisan diatas dan dibawahnya.
Menurut Soil Taxonomy, tanah gambut adalah tanah yang tersusun dari bahan organik dengan ketebalan minimal 40 atau 60 cm, bergantung pada bobot jenis (BD) dan tingkat dekomposisi bahan organik. Sedangkan bahan organik adalah:
1)      Apabila dalam keadaan jenuh air, mempunyai kandungan C-organik paling sedikit 18% jika kandungan liatnya 60% atau lebih; atau mempunyai Corganik 12% atau lebih jika tidak mempunyai liat; atau mempunyai C-organik lebih dari {12 + (% liat x 0, 10)}% jika kandungan liat 0−60%.
2)      Apabila tidak jenuh air, mempunyai kandungan C-organik minimal 20 %. Dalam praktek digunakan kedalaman minimal 50 cm, dengan definisi bahan tanah organik mengikuti batasan Soil Taxonomy tersebut. Proses dekomposisi bahan organik dibedakan menjadi tiga tingkatan, yaitu fibrik, hemik, dan saprik. Dalam pemanfaatan lahan gambut, perlu diperhatikan faktor ketebalan gambut. Identifikasi dan pengelompokan ketebalan gambut dibedakan atas empat kelas, yaitu:
a.       Gambut dangkal (50−100 cm),
b.      Gambut sedang (101−200 cm)
c.       Gambut dalam (201−300 cm)
d.      Gambut sangat dalam (> 300 cm).

Unsur iklim yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah suhu, sinar matahari, kelembapan, angin, dan curah hujan.
a.      Suhu dan Sinar Matahari
Sumber panas bagi bumi dan planet-planet lainnya dalam sistem tata surya (solar system) adalah energi matahari.Tinggi rendahnya intensitas penyinaran matahari bergantung pada sudut datang sinar matahari, letak lintang, jarak atau lokasi daratan terhadap laut, ketinggian tempat, dan penutupan lahan oleh vegetasi.Intensitas penyinaran matahari di suatu wilayah dengan wilayah lain lainnya berbeda- beda. Hal ini mengakibatkan suhu udara di setiap wilayah berbeda-beda.
Kondisi suhu udara sangat berpengaruh terhadap kehidupan tumbuhan dan hewan.Jenis spesies tertentu memiliki persyaratan terhadap suhu lingkungan yang ideal atau suhu optimum bagi kehidupannya.Batas suhu maksimum dan minimum bagi persyaratan tumbuh tanaman dan hewan dinamakan toleransi spesies terhadap suhu.
Bagi tumbuh-tumbuhan, suhu merupakan faktor pengontrol persebarannya  sesuai dengan letak lintang dan ketinggian tempat. Oleh karena itu, penamaan habitat tumbuhan biasanya sama dengan namanama wilayah lintang bumi, seperti vegetasi hutan hujan tropis dan vegetasi lintang sedang. Wilayah-wilayah yang memiliki suhu udara yang tidak terlalu dingin atau tidak terlalu panas merupakan habitat yang sangat sesuai bagi kehidupan sebagian besar organisme, baik tumbuhan, hewan, maupun manusia.Kondisi suhu yang terlalu tinggi maupun terlalu rendah merupakan salah satu penghalang dalam kehidupan makhluk hidup.

b.      Kelembapan Udara
Kelembapan udara menunjukkan banyaknya uap air yang terkandung dalam udara.Kelembapan berpengaruh langsung terhadap kehidupan tumbuhan (flora).Ada tumbuhan yang sangat sesuai hidup di daerah kering, di daerah lembap, bahkan terdapat pula jenis tumbuhan yang hanya hidup di wilayah-wilayah yang sangat basah.Berdasarkan tingkat kelembapan lingkungannya, tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi empat bagian, yaitu sebagai berikut.
1.    Xerophyta, yaitu jenis-jenis tumbuhan yang sangat tahan terhadap lingkungan kering atau dengan kondisi kelembapan udara yang sangat rendah, seperti kaktus.
2.    Mesophyta, yaitu jenis-jenis tumbuhan yang sangat sesuai hidup di lingkungan yang lembap tetapi tidak basah, seperti anggrek dan cendawan.
3.    Hygrophyta, yaitu jenis-jenis tumbuhan yang sangat sesuai hidup di daerah yang basah, seperti teratai, eceng gondok, dan selada air.
4.    Tropophyta, yaitu jenis-jenis tumbuhan yang dapat beradaptasi terhadap daerah yang mengalami perubahan musim hujan dan  musim kemarau. Tropophyta merupakan flora khas wilayah iklim musim tropis, seperti pohon jati dan ekaliptus.

c.      Angin
Angin merupakan udara yang bergerak.Angin sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup dunia tumbuhan.Di daerah terbuka hanya tumbuhan berakar dan berbatang kuat yang dapat bertahan hidup dari embusan angin yang sangat kencang. Dalam proses alami yang terjadi di atmosfer, angin berfungsi sebagai alat transportasi yang memindahkan uap air dan kelembapan dari suatu tempat ke tempat yang lainnya. Dengan adanya angin, curah hujan dapat tersebar di atas permukaan bumi sehingga kelangsungan hidup organisme di berbagai tempat di permukaan bumi dapat terus berlangsung.
Angin sangat membantu proses penyerbukan atau pembuahan beberapa jenis tumbuhan sehingga proses regenerasi tumbuhan dapat berlangsung. Tumbuh-tumbuhan tertentu penye baran benihnya dilakukan oleh kekuatan angin, seperti spora yang di ter bang kan oleh angin pada tumbuhan paku-pakuan (pteridophyta)
.
d.       Curah Hujan
Air merupakan salah satu kebutuhan vital bagi kehidupan makhluk hidup.Tanpa adanya air mustahil terdapat berbagai bentuk kehidupan di muka bumi.Bagi lingkungan kehidupan di daratan, sumber air yang utama bagi pemenuhan kebutuhan hidup organisme adalah hujan.
Untuk memenuhi kebutuhan akan air, tumbuhan sangat bergantung pada curah hujan dan kelembapan udara. Intensitas curah hujan di suatu tempat akan membentuk karakter khas bagi formasi-formasi vegetasi di muka bumi. Kekhasan jenis-jenis vegetasi ini dapat menimbulkan adanya fenomena fauna yang khas di lingkungan vegetasi tertentu.Hal ini dikarenakan tumbuh-tumbuhan merupakan produsen yang menyediakan makanan bagi hewan.

Setiap jenis makhluk hidup mempunyai tempat masing-masing di biosfer untuk tetap hidup sesuai dengan caranya.Tempat hidup itu disebut habitat, yaitu tempat hidup suatu organisme. Tempat hidup dengan unsurunsurnya beserta makhluk hidup yang tinggal di suatu kawasan secara keseluruhan akan membentuk sistem kehidupan yang disebut ekosistem. Sistem kehidupan di biosfer yang sebesar bumi secara umum dibagi menjadi ekosistem daratan (terrestrial ecosystem), ekosistem laut (marine ecosystem), dan ekosistem air tawar (fresh water ecosystem).

Makhluk hidup atau organisme memiliki tingkat organisasi yang berkisar dari tingkat yang paling sederhana individu  ke tingkat organisasi yang paling kompleks (biosfer). Tingkat organisasi dari bawah ke atas, semakin kompleks.tingkatan ekologis tersebut adalah :
   1.  Organisme (Individu) adalah suatu benda hidup, atau makhluk hidup.
   2.  Populasi adalah kelompok organisme yang sejenis yang hidup dan berkembangbiak pada suatu daerah
        tertentu. Misalnya, populasi manusia di Jakarta, populasi banteng di Baluran, atau populasi badak di
        Ujung Kulon.
   3.  Komunitas adalah semua populasi dari berbagai jenis yang menempati suatu daerah tertentu
   4.  Ekosistem adalah tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup   yangsaling memengaruhi.
   5.  Biosfer adalah lapisan tempat hidup (habitat) makhluk hidup
    Faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran flora dan fauna adalah:
1. elevasi dan morfologi
http://www.ilmuku.com/file.php/1/Simulasi/mp_214/images/hal_12.jpg
Suatu tempat memiliki ketinggian tertentu bila dihitung dari permukaan air laut (0 m).Semakin kearah pegunungan semakin tinggi tempat tersebut inilah yang disebut dengan elevasi.sedangkan morfologi adalah bentuk bentang alam atau kondisi relief yang berbentuk pegunungan, bukit, dataran tinggi, dataran rendah, lereng, jurang, dsb.
Pengaruh elevasi dan morfologis terhadap persebaran flora dan fauna adalah semakin tinggi letak suatu tempat akan memiliki kecendrungan suhu yang semakin rendah serta kelembaban udara dan curah hujan yang tinggi. Kondisi elevasi dan morfologi ini menyebabkan flora dan fauna memiliki adaptasi lingkungan sesui dengan karakteristik flora dan fauna tersebut.Contohnya kelapa sawit, kelapa, padi dan tebu lebih sesuai hidup di dataran rendah, sedangkan pohon pinus, teh dan bunga lonceng lebih sesuai hidup di dataran tinggi.

2. Letak lintang Geografis
http://www.ilmuku.com/file.php/1/Simulasi/mp_214/images/hal_5.jpgLetak lintang suatu tempat, yaitu iklim yang didasarkan atas perbedaan panas matahari yang diterima permukaan bumi. Daerah-daerah yang berada pada lintang tinggi lebih sedikit memperoleh sinar matahari, sedangkan daerah yang terletak pada lintang rendah lebih banyak menerima sinar matahari, berdasarkan iklim matahari terbagi menjadi: iklim tropik; iklim sub tropik; iklim sedang dan iklim dingin. ada kecendrungan makin besar akan semakin sedikit variasi flora dan fauna yang dapat hidup, walaupun ada pengecualian di daerah padang pasir yang secara fisik tidak dapat memenuhi syarat kehidupan dalam jumlah yang relatif banyak

3. Klimatologis

http://reflow.scribd.com/9cmf6d2ips10jtk4/images/image-1.jpg
Kondisi iklim yang memiliki kelembaban udara cukup tinggi dan penyinaran matahari yang relatif banyak menyebabkan penyebaran flora dan fauna relatif cukup besar. Dilain pihak pada wilayah yang memiliki kelembaban udara cukup rendah dan suhu sangat rendah (padang pasir) ataupun suhu sangat rendah (kutub) akan menyebabkan penyebaran flora dan fauna yang relatif sedikit

4. Kesuburan tanah
http://nasih.files.wordpress.com/2011/01/tanah-mineral.jpgKondisi tanah yang subur secara ideal apabila terdiri atas 45% unsur anorganik, 5% unsur organik, 25% unsur air dan 25% unsur udara. Komposisi unsur tanah pada umumnya mampu memberikan kebutuhan dasar tanaman walaupun kebutuhan masing-masing tumbuhan berbeda-beda.Pada kawasan tanah yang subur seperti tanah vulkanis, tufa vulkanis, podzol, margalit, alluvial terdapat berbagai jenis vegetasi disertai dengan jenis serangga dan unggas.Sedangkan pada tanah yang kurang subur seperti tanah laterit, terarosa, dan kapur flora dan fauna kurang berkembang dengan baik.


Pengaruh Faktor Biotik terhadap Persebaran Flora dan Fauna
Aktivitas burung dalam rangka memenuhi kebutuhan makanannya ternyata bisa menjadi agen penyebar tanaman tertentu. Kemampuan burung dalam menyebarkan tanaman ini seringkali sampai dengan jarak berkilo-kilometer. Selain burung, ada pula beberapa hewan tertentu yang ternyata secara tidak sadar menjadi agen penyebar tanaman tertentu.

      Persebaran Flora di Permukaan Bumi
Berikut ini merupakan persebaran flora di permukaan bumi yang diklasifikasikan dalam beberapa bioma.
a.     Bioma Tundra
Bioma tundra mempunyai karakteristik iklim regional yang sangat ekstrim dengan suhu rata-rata rendah, bersalju, dan mempunyai musim panas yang pendek. Jenis vegetasi yang tumbuh adalah lumut yang membentuk suatu hamparan yang luas atau sering disebut sebagai ”hamparan bantalan”. Jenisjenis lumut tersebut yaitu dark red, rumput kipas, dan lain-lain. Tersebar di kutub utara dan di Pegunungan Alpine.

b.     Bioma Taiga atau Hutan Boreal
Bioma taiga terletak di kawasan beriklim subartik dengan iklim yang sangat dingin dan musim panas yang sangat pendek. Kisaran temperatur antara suhu rendah dan suhu tinggi sangat besar. Tersebar di Skandinavia, Rusia Timur, Amerika Utara, dan beberapa di kawasan Asia Utara.
Jenis vegetasi yang mendominasi adalah jenis vegetasi konifer (tumbuhan berdaun jarum), di antaranya picea, abies, pinus, dan larix.

c.     Bioma Hutan Iklim Sedang
Ciri khas dari bioma hutan iklim sedang adalah warna daun yang berwarna oranye keemasan. Hal ini disebabkan karena pendeknya hari sehingga merangsang tanaman menarik klorofil dari daun sehingga diisi pigment lain. Jenis vegetasi yang tumbuh adalah quercus (oak), acer (maple), castanea dan lain-lain.Tersebar di Eropa Barat, Eropa Tengah, Asia Timur (Korea dan Jepang) dan Timur Laut Amerika. Vegetasi jenis ini hanya dapat ditemui di Benua Eropa serta Asia Timur, karena vegetasi ini hidup pada kawasan subtropis dengan iklim semi selama enam bulan serta mengalami musim gugur saat musim kering sampai musim dingin.

d.     Bioma Hutan Hujan Tropis
Hutan hujan merupakan bioma paling kompleks, jumlah dan jenis vegetasinya sangat banyak dan bervariasi, keadaan itu disebabkan oleh iklim mikro yang sangat sesuai bagi kehidupan berbagai jenis tumbuhan.Iklim hutan hujan tropis dicirikan dengan musim hujan yang panjang, suhu udara, dan kelembapan udara tinggi.Terdapat beberapa lapisan vegetasi dalam hutan hujan, yaitu sebagai berikut.
1) Lapisan vegetasi yang tingginya mencapai 35-42 m, dan daunnya       merupakan ”kanopi” (payung) bagi vegetasi di bawahnya.
2) Lapisan tertutup kanopi dengan ketinggian vegetasi berkisar 20-35 m, pada lapisan ini sinar matahari masih bias menembus.
3) Lapisan tertutup kanopi berkisar 4–20 m, merupakan daerah kelembapan udara relatif konstan.
4) Lapisan vegetasi dengan ketinggian berkisar 1-4 m.
5) Lapisan vegetasi dengan ketinggian antara 0-1 m, berupa anakan pohon serta semak belukar.
Jenis vegetasi yang tumbuh dalam hutan hujan tropis di antaranya Dipterocarpaceae, Pometia spp, Arecaceae (palem), Mangifera spp, dan Rafflesia spp. Terdapat juga jenis vegetasi yang khas yaitu epifit (angrek-anggrekan) dan liana (tumbuhan
merambat contohnya adalah rotan). Bioma hutan hujan tropis tersebar di daerah antara 10º LU dan 10º LS, termasuk di dalamnya Hutan Amazon (Amerika Tengah), Afrika Barat, Madagaskar Timur, Asia Selatan (Indonesia dan Malaysia), dan Australia.
e.   Bioma Savana (Padang Rumput)
Bioma savana beriklim asosiasi antara iklim tropis basah dan iklim kering yang terbentang dari kawasan tropika sampai subtropik.Daerah tropika sampai subtropika dengan curah hujan yang tidak teratur menyebabkan tanah di daerah tersebut mempunyai tingkat kesuburan sangat rendah. Vegetasi yang tumbuh adalah rumput-rumputan, seperti gramineae jenis rumput yang hidup sepanjang tahun dengan ketinggian rumput mencapai 2,5 m lebih. Selain gramineae tedapat juga palm savanna, pine savanna dan acacia savanna. Bioma ini tersebar di Afrika Timur, Amerika Tengah, Australia, dan Asia Timur.

f.      Bioma Gurun
Bioma gurun dicirikan dengan kondisi iklim musim kering yang sangat ekstrim dengan suhu udara yang tinggi. Bioma gurun ini tersebar di Amerika Utara yang disebut praire, di Asia disebut steppa, Amerika Selatan disebut pampas, dan Afrika Selatan disebut veld. Sesuai dengan kondisi alamnya, maka tidak semua jenis vegetasi bisa tumbuh di gurun.Jenis vegetasi yang bisa bertahan hidup di daerah gurun antara lain adalah kaktus, liliaceae, aloe,kaktus saguora, dan cholla.

a.      Persebaran Flora di Indonesia
Kekayaan flora Indonesia terbagi dalam beberapa ekosistem, yaitu sebagai berikut.
1.     Hutan Pegunungan
Hutan pegunungan ini luasnya mencapai 65% dari seluruh hutan yang ada di Indonesia. Vegetasi didominasi oleh jenis Dipterocarpaceae seperti meranti merah, keruing, nyatoh dan lain-lain. Tersebar di Sumatra, Sulawesi, Kalimantan, dan Papua.
2.     Hutan Sub-Montana dan Montana
Hutan ini terdapat pada ketinggian antara 1300-2500 m, vegetasi yang tumbuh jenis Lauraceae dan Fagaceae, sedangkan suku Dipterocarpaceae sedikit dijumpai.
3.     Hutan Savana
Hutan savana terdapat di Papua, Nusa Tenggara Timur, serta sedikit dijumpai di Maluku. Di Papua vegetasi hutan savana merupakan asosiasi antara padang rumput dan Ecalyptusspp, di Maluku merupakan asosiasi antara padang rumput dan
Malauleca serta di Nusa Tenggara Timur asosiasi antara padan rumput dengan Ecalyptus alba, serta tersebar tidak merata pohon lontar (sejenis palem-paleman).
4.     Hutan Rawa
Hutan rawa ialah hutan yang selalu tergenang oleh air tawar baik musiman ataupun sepanjang tahun.Hutan rawa banyak tersebar di sepanjang pantai timur Sumatra, pantaipantai di Kalimantan, Papua, dan beberapa di Jawa.Vegetasi yang tumbuh pada hutan ini di antaranya jelutung, binuang, rengas, nibung, rotan, pandan, dan palem-paleman.
5.     Hutan Gambut
Hutan gambut terbentuk dari sisa-sisa hewan dan tumbuhan di masa lampau yang berjalan terus-menerus sehingga terbentuk suatu lapisan tanah. Dilihat dari proses
pembentukan tanah di hutan gambut tersebut menunjukkan bahwa hutan ini memiliki kandungan bahan organik yang cukup tinggi. Vegetasi yang tumbuh adalah jenis ramin (Gonystilusbancanus) serta beberapa terdapat meranti rawa dan jenis dari Agathis.
6.     Hutan Pasang Surut
Hutan ini berada di kawasan terjadinya pasang surut pantai, hutan ini juga sering disebut sebagai hutan mangrove. Ciri khas dari hutan ini adalah sistem perakaran tumbuhan bakau yang menonjol disebut sebagai akar nafas (pneumatofor) yang merupakan bentuk adaptasi tumbuhan untuk mendapatkan oksigen karena tanah pada hutan ini miskin oksigen bahkan anaerob. Vegetasi yang tumbuh adalah rhizopora, avecinia,
sonneratia, bruguinera, dan ceriop. Tersebar di Sumatra, Kalimantan, Maluku, Bali, Jawa, dan Papua.

Kerusakan Flora dan Fauna Indonesia
Permasalahan menonjol yang menyebabkan terjadinya kepunahan berbagai jenis flora dan fauna di Indonesia antara lain sebagai berikut.
a.       Kebakaran Hutan
Dampak negative kebakaran hutan secara umum antara lain sebagai berikut.
1) Penurunan keanekaragaman hayati dan musnahnya satwa liar.
2) Menghilangnya fungsi hutan sebagai sumber daya ekonomi.
3) Terganggunya siklus hidrologi.
4) Terjadi perubahan siklus unsur hara.
b.       Illegal logging
Illegal logging juga mengancam kepunahan berbagai tumbuhan kayu yang bernilai ekonomis terutama jenis-jenis dipterocarpaceae.Keadaan ini telah terjadi di hutan di Kalimantan, di mana jenis meranti merah sebagai tanaman endemi Kalimantan telah jarang didapati keberadaannya.
c.        Kerusakan Terumbu Karang
Kerusakan terumbu karang di Indonesia disebabkan oleh beberapa tindakan manusia yang tidak bertanggungjawab, di antaranya adalah sebagai berikut.
1) Peledakan di kawasan terumbu karang yang dilakukan oleh nelayan untuk menangkap ikan.
2) Pencemaran limbah industri dari daratan misalnya yang telah terjadi di Kepulauan Seribu. Terumbu karang di Kepulauan Seribu telah tercemar limbah dari Jakarta, akibatnya terumbu karang di daerah itu telah berkurang bahkan mengalami kerusakan.
3) padat (lumpur) yang masuk dalam perairan laut. Keadaan tersebut akan lebih parah apabila di pantai tidak didapati mangrove, karena mangrove selain sebagai penahan abrasi juga sebagai filter sebelum air sungai masuk ke laut.
4) Pengambilan karang untuk hiasan dan bahan tambang juga mempercepat terjadinya kerusakan terumbu karang.
d.       Perdagangan Satwa Liar
Seperti halnya ilegal logging, perdagangan satwa liar merupakan ancaman bagi punahnya berbagai satwa di Indonesia.Adanya suatu pemilihan terhadap jenis satwa yang bernilai ekonomis merupakan salah satu penyebab berkurangnya bahkan punahnya suatu jenis satwa.






A.     kesimpulan

Klimatologi adalah ilmu yang mencari gambaran dan penjelasan sifat iklim. Iklim merupakan salah satu faktor pembatas dalam proses pertumbuhan dan produksi tanaman. Jenis-jenis dan sifat-sifat  iklim bisa menentukkan jenis-jenis tanaman yang tumbuh pada suatu daerah serta produksinya. Oleh karena itu kajian klimatologi dalam bidang pertanian sangat diperlukan.Seiring dengan semakin berkembangnya isu pemanasan global dan akibatnya pada perubahan iklim, membuat sektor pertanian begitu terpukul. Tidak teraturnya perilaku iklim dan perubahan awal musim dan akhir musim seperti musim kemarau dan musim hujan membuat para petani begitu susahuntuk merencanakan masa tanam dan masa panen. Untuk daerah tropis seperti indonesia, hujan merupakan faktor pembatas penting dalam pertumbuhan dan produksi tanaman pertanian